Gadis yang mengeluarkan air mata kristal, Tina Agustina, 19 tahun, mengakui dia merasa aneh dengan fenomena dirinya. Tina dinyatakan sehat secara fisik oleh tim dokter Rumah Sakit Mata Cicendo. Namun, Tina tetap bertanya-tanya, bagaimana bisa batu kristal itu keluar dari kelopak mata kiri dan kanan di bagian bawahnya setiap kali dia menangis.
Batu-batu itu, menurut Tina, selalu keluar di saat tertentu. Misalnya, saat ia marah, kesal, senang bahkan juga sedih. "Batu-batu bening itu suka keluar begitu saja terutama kalau sedih," kata Tina kepada Tempo, Kamis, 31 Mei 2012.
Batu-batu itu harus dikeluarkan begitu ia menangis. ”Kalau tidak, batunya membesar,” ujar warga Desa Cisalak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang itu.
Tina menemukan gejala ini pada dirinya sejak September 2011. Semula, batunya berwarna hitam. Namun sejak Mei lalu, berubah bening. Batu-batu itu seukuran butir kacang hijau. Namun ada pula yang terlihat seperti sudah diasah. ”Kalau ada orang yang tidak percaya, terserah saja,” kata gadis.
Camat Cisarua, Sumedang, Tono Suhartomo, mengatakan ia beberapa kali melihat langsung air mata kristal itu keluar dari kelopak mata bawah Tina. Ia mengaku pernah memancingnya dengan cara memberikan uang Rp 100 ribu agar Tina merasa senang.
”Warnanya (batu) ada yang bening, biru, hijau. Anehnya ada batu yang seperti dicetak,” katanya. "Bentuknya keras. Pernah coba dipecahkan dengan gelas, tapi tidak bisa."
Kasus ini bukanlah yang pertama di dunia. Sebelumnya, seorang remaja putri bernama Hasnah Mohamed dari Libanon pada 1996 yang juga berair mata kristal. Belakangan diketahui air mata kristal itu rekayasa saja.
Kasus kedua, seorang wanita, Judie Smith, 35 tahun, asal Boston, Inggris, pada 2012 mengaku mengeluarkan air mata seperti kristal, bening, dan terasa seperti pasir. Oleh praktisi medis, kata Hikmat, Jodie menderitacyctinosis atau penumpukan asam amino cysteine dari berbagai organ tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar