Pejalan Kaki dari Porong Beraksi di Wisma Bakrie
Selasa, 17 Juli 2012 | 15:27
Korban semburan lumpur Lapindo Brantas, Hari Suwandi meninggalkan Desa Gedung Bendong, Kecamatan Tunggul Angin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak 14 Juni lalu untuk menuntut hak para korban di Jakarta.
Pria berusia 44 tahun ini berangkat ke Jakarta dengan berjalan kaki untuk memperjuangkan hak-hak korban semburan lumpur Lapindo yang belum sepenuhnya diselesaikan oleh PT Lapindo Brantas.
Hari tiba di Wisma Bakrie di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Dengan tubuh berlumur cat perak, ia berdiri persis di depan papan nama Wisma Bakrie.
Kepada wartawan, Hari menceritakan soal kedatangannya di Jakarta.
"Saya berjalan kaki dari Porong menuju Jakarta mulai 14 Juni agar dapat bertemu dengan Presiden SBY untuk menceritakan mengenai apa yang dialami korban Lapindo," kata dia, Selasa (17/7).
Hari mengatakan, dalam usahanya untuk memperjuangkan hak-hak para korban Lumpur Lapindo, ia telah menemui Wakil Ketua DPR Pramono Anung pada Selasa pekan lalu.
Selain menemui Pramono, Hari juga menemui Komisi V DPR menyampaikan desakan agar PT Minarak Lapindo Jaya segera menyelesaikan kewajibannya membayar ganti rugi. Menurut Hari, respons dari parlemen positif.
Mereka meminta perusahaan yang berada di bawah grup Bakrie untuk segera menyelesaikan masalah pembayaran ganti rugi. Selain itu, masalah ini, kata Hari akan dibawa ke dalam rapat internal DPR.
"Dari 13.000 berkas korban lumpur Lapindo, baru sembilan ribu berkas yang diselesaikan, artinya masih ada empat ribu berkas dengan nilai ganti rugi sebesar Rp971 miliar yang masih belum dibayarkan," kata Hari.
Setelah mengunjungi kantor Bakrie, Hari berencana akan melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia.
Selain itu, ia juga sudah memasukan surat audiensi ke Sekretariat Negara untuk menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Akan tetapi, hingga kini belum ada respons dari Setneg.
"Dan kemarin pada saat sebelum kita masuk ke DPR, jujur Presiden sudah menjanjikan da permintaan dari Pak Hari Suwandi. Mereka siap menerima Pak Hari Suwandi, tapi sampai sekarang belum ada pernyataan audiensi kurang lebih sudah seminggu. Yang intinya kami dipingpong," kata Hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar