Sabtu, 21 Juli 2012

Pernikahan Unik Versi ON THE SPOT


Pernikahan Unik, Menikah Di Atas Bambu

On thespot trans 7...

Menikah memang momen yang membahagiakan dan pastinya istimewa. Namun tiga pasang pengantin Cina bisa jadi pingin mengadakan acara pernikahan yang sangat istimewa dan tak terlupakan, yaitu menikah diatas bambu. Namun apa iya ya??Pernikahan ketiga pasangan ini memang lebih istimewa dan menantang dibanding pernikahan biasa.Gimana gak ya. Bayangin aja. Saat menikah berbarengan, ke tiga pasangan yang semuanya adalah anggota klub rafting dengan single bambu itu malah merayakan pernikahan mereka dengan memperlihatkan keahlian mereka di sungai Xiangjiang, kota Zunyi di provinsi Guizhou. Sebagai anggota klub rafting dengan single bambu, ketiga pasangan itu pastinya menarik perhatian para penduduk. Apalagi saat masing-masing pasangan pengantin - yang pastinya memakai baju pengantin - berdiri di 2 batang bambu yang diikat satu sama lain, dimana setiap pengantin berdiri di salah satu bambu guna menjaga keseimbangan.


Olah raga rafting dengan bambu ini sendiri meliputi balapan di sungai sementara mencoba menyeimbangkan diri di atas bamboo yang berdiameter 20 cm. "Mereka bisa duduk atau berdiri di atas bambu dan mereka bisa balapan dan berkompetisi dalam misi atau lomba yang lain menggunakan sebatang bambu yang tipis," ujar jubir klub itu seperti yang diberitakan Ananova.com. Adapun menurut pegawai bidang olah raga kota Zunyi, acara itu merupakan usaha untuk mempromosikan olah raga yang termasuk baru itu dan tentu saja sih harapannya bisa jadi olah raga yang populer di berbagai kota.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

embangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memenuhi kebutuhan sesuai undang-undang dasar 1945 pasal 28 ayat 1 Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang hak asasi manusia yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit, Institute for National Strategic Interest and Develoment ( INSIDE ) melakukan survey kinerja pemerintahan di Bidang kesehatan ini. Adapun survey ini dilakukan pada tanggal 27 Juni sampai dengan 15 Juni 2009.
Temuan dari Inside ini adalah mengenai pengetahuan publik terhadapat program-program kesehatan yang disediakan oleh pemerintah bahwa hanya sekitar 13,5% masyarakat yang menyatakan mengetahui adanya program pos kesehatan ( Poskades ) begitupun dengan pondok bersalin Desa ( 14,5% ).
Puskesmas adalah unit pelayanan program kesehatan Nasional dikenal Masyarakat sekitar 99. 17% yang megetahui unit layanan Puskesmas ini, Kemudian Rumah Sakit Umum 88,75%  pos pelayanan terpadu 88,08%
Namun di perkotaan pengetahuan ini dinilai berhasil. Program-program kesehatan yang dibuat pemerintah telah dikenali masyarakat dan dinikmati. dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini," kata Direktur Institute for National Strategic Interest and Development (Inside) M Danial Nafis dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (18/7). kemudian Survei Inside juga menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Departemen Kesehatan yang mencapai 14,6 persen. Inside juga mencatat bahwa kebijakan Depkes cukup menyentuh langsung ke masyarakat

Pejalan kaki dari porong beraksi di gedung milik abu rizal bakrie

Pejalan Kaki dari Porong Beraksi di Wisma Bakrie

Korban Lumpur Lapindo Hari Suwandi usai menyampaikan aspirasinya kepada Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/7). Hari berharap wakil rakyat dapat menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar pemerintah dapat mendesak PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) melunasi seluruh ganti rugi kepada korban lumpur. FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan/ss/NZ/12
Korban Lumpur Lapindo Hari Suwandi usai menyampaikan aspirasinya kepada Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/7). Hari berharap wakil rakyat dapat menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar pemerintah dapat mendesak PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) melunasi seluruh ganti rugi kepada korban lumpur. FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan/ss/NZ/12 (sumber: Antara)
Permintaan audiensi dengan Presiden belum digubris pihak Sekretariat Negara.

Korban semburan lumpur Lapindo Brantas, Hari Suwandi meninggalkan Desa Gedung Bendong, Kecamatan Tunggul Angin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak 14 Juni lalu untuk menuntut hak  para korban di Jakarta.

Pria berusia 44 tahun ini berangkat ke Jakarta dengan berjalan kaki untuk memperjuangkan hak-hak korban semburan lumpur Lapindo yang belum sepenuhnya diselesaikan oleh PT Lapindo Brantas.

Hari tiba di Wisma Bakrie di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Dengan tubuh berlumur cat perak, ia berdiri persis di depan papan nama Wisma Bakrie.

Kepada wartawan, Hari menceritakan soal kedatangannya di Jakarta.

"Saya berjalan kaki dari Porong menuju Jakarta mulai 14 Juni agar dapat  bertemu dengan Presiden SBY untuk menceritakan mengenai apa yang dialami  korban Lapindo," kata dia, Selasa (17/7).

Hari mengatakan, dalam usahanya untuk memperjuangkan hak-hak para korban  Lumpur Lapindo, ia telah menemui Wakil Ketua DPR Pramono Anung pada Selasa pekan lalu.

Selain menemui Pramono, Hari juga menemui Komisi V DPR menyampaikan desakan agar PT Minarak Lapindo Jaya segera menyelesaikan kewajibannya membayar ganti rugi. Menurut Hari, respons dari parlemen positif.

Mereka meminta perusahaan yang berada di bawah grup Bakrie untuk segera menyelesaikan masalah pembayaran ganti rugi. Selain itu, masalah ini, kata Hari akan dibawa ke dalam rapat internal DPR.

"Dari 13.000 berkas korban lumpur Lapindo, baru sembilan ribu berkas yang  diselesaikan, artinya masih ada empat ribu berkas dengan nilai ganti  rugi sebesar Rp971 miliar yang masih belum dibayarkan," kata Hari.

Setelah  mengunjungi kantor Bakrie, Hari berencana akan melakukan aksi di  Bundaran Hotel Indonesia.

Selain itu, ia juga sudah memasukan surat audiensi ke Sekretariat Negara untuk menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Akan tetapi, hingga kini belum ada respons dari Setneg.

"Dan kemarin pada saat sebelum kita masuk ke DPR, jujur Presiden sudah  menjanjikan da permintaan dari Pak Hari Suwandi. Mereka siap menerima Pak Hari Suwandi, tapi sampai sekarang belum ada pernyataan audiensi kurang lebih sudah seminggu. Yang intinya kami dipingpong," kata Hari.

Arti Lambang Farmasi

Arti Lambang Farmasi "Bowl of Hygieia"


Pernah terlontar pertanyaan iseng dari temanku yang bukan anak farmasi." Eh sis kenapa sich lambang farmasi itu ular yang melilit pada mangkuk?". Hmm,,aku pun termenung sambil berpikir " Wah, Kenapa ya? Heran selama ini hal tersebut tidak pernah mengusik pikiranku, aku terbiasa menerima hal itu memang sudah begitu adanya". Lantas akupun menjawab sekenanya "Yah,mungkin karena ular itu mengeluarkan bisa yang nantinya ditampung di mangkuk tersebut. Lalu bisa ular tersebut dapat digunakan sebagai obat. Seperti halnya obat,Bisa ular dapat bersifat sebagai obat maupun sebagai racun tergantung takarannya". Temanku pun menjawab "Oh begitu yaa". Namun sebenarnya aku masih belum puas dan yakin dengan jawabanku. Maka aku pun mencari informasi lebih lanjut mengenai hal itu.





Setelah berselancar ria di internet, aku menemukan bahwa ternyata lambang farmasi tersebut merupakan patung yang menggambarkan dewi Yunani-Hygieia-sedang memegang mangkuk dengan ular jinak yang mengitarinya dan seolah minum dari mangkuk tersebut. Hygeia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi yang merupakan seorang anak dari Asclepius (Dewa pengobatan dan penyembuhan dalam mitologi yunani). Beberapa orang berpendapat bahwa mangkuk Hygeia dan ular merupakan simbol keseimbangan alam di muka bumi. Ular menggambarkan pasien yang bebas memilih untuk mengobati dirinya sendiri atau tidak. Menurut kepercayaan Yunani kuno, ular yang melilit pada mangkuk menggambarkan kebijaksanaan dan kesembuhan. Hal ini dikarenakan ketika orang mati akan berada pada alam baka yang entah baik atau buruk dan ular dipercaya bisa berkomunikasi dengan orang mati tersebut. Bahkan ular juga dipercaya bisa membawa jiwa orang yang telah meninggal untuk membantu kehidupan.